Mendiagnosa Penyakit Nunun Nurbaeti

Sebenarnya seberapa parahkah, atau misteriuskah sakit Nunun Nurbaeti itu?
Sampai-sampai pihak Kepolisian mengerahkan sembilan orang dokter spesialis untuk menangani penyakit atau “penyakit” tersangka kasus suap cek perjalanan pemilihan Gubernur Deputi Senior BI Miranda Goeltom itu?

Sebenarnya ada cara yang jauh lebih sederhana tetapi pasti jitu untuk menangani penyakit Nunun ini. Tidak perlu sampai melibatkan sembilan dokter sekaligus untuk menanganinya. Khususnya perihal penyakit dimensia parah, seperti yang didiagnosa dokter pribadinya, dr. Andreas Harry.

Banyak pihak yang meragukan akan kebenaran penyakit dimensia yang merupakan hasil diagnosa dr. Andreas Harry, yang katanya sebagai akibat dari stroke yang dideritanya. Betapa tidak, orang kena stroke dan dimensia parah, kok bisa jalan-jalan sendiri? Bisa shoping, bisa tandatangan berita acara penangkapannya, bisa sadar dan tutup wajahnya karena tidak wajahnya dibidik kamera wartawan, dan sebagainya.

Perlu sekali diuji untuk mendapat bukti secara ilmiah apakah istri mantan Wakapolri Adang Dorodjatun itu benar-benar mengalami dimensia berat ataukah hanya pura-pura.
Caranya tidak perlu sampai melibatkan sembilan orang dokter, juga tidak perlu pakai alat lie detector segala.

Cara jitu dan sangat sederhana itu adalah dengan membawa Nunun Nurbaeti itu ke seorang shinse. Namanya Shinse A Hok.
Metode pengobatan Shinse A Hok ini terkenal sangat manjur untuk mengatasi penyakit lupa ingatan berat semacam dimensia yang katanya diderita oleh Nunun itu. Ini pernah dia terapkan kepada saingannya sesama “dokter” alternatif, yang bernama Abu Bakar. Ketika itu Abu Bakar kepingin menguji kehebatan Shinse A Hok. Sahabat-sahabat Kompasianer pasti ada yang sudah pernah membaca kisah kehebatan A Hok ini lewat BBM.

Beginilah caranya:
Bawalah Nunun Nurbaeti ke tempat praktek Shinse A Hok. Katakan kepadanya bahwa Shinse A Hok akan mengobati penyakit stroke-nya. Dijamin pasti sembuh 100 persen. Siapakah yang tidak senang stroke-nya bisa sembuh?

Beginilah diperkirakan peristiwa akan terjadi ketika Nunun dibawa berobat ke Shinse A Hok.
Shinse A Hok berkata kepada Nunun, “Haiyaaa, lu olang ini bagimana. Kena stlok, lu pada sembunyi… bagimana bisa belobat, dan sembuh?? Haiyaaa…!”

Kemudian Shinse A Hok berseru kepada asistennya, Mei Chen, “Mei Chen, ambil obat nomol 8!”
Mei Chen membawa obat nomor 8 dan menyerahkannya kepada Shinse A Hok. Kemudian dia menyerahkan kepada Nunun untuk diminum. Nunun pun segera minum obat China pemberian Shinse itu. Maklum mau cepat sembuh.

Tetapi baru saja masuk ke mulutnya, Nunun segera memuntahkannya kembali. “Sialan! Ini bukan obat. Ini tahi ayam!” Serunya marah.

“Maap, maap, … wo kelilu kasih obatnya… Haiyaa!…” Sinshe A Hok tergopoh-gopoh minta maaf. “Nanti, lu datang saja minggu depan, ya?! Wo pasti kasih obat yang betul untuk lu olang punya stlok yang manjul punya!”

Seminggu kemudian, Nunun dibawa kembali ke tempat praktek Shinse A Hok. Kemudian Shinse itu berseru lagi kepada Mei Chen, “Mei Chen bawa itu obat nomol 8 …!”

Spontan Nunun Nurbaeti protes: “Eh, bagaimana ini? Itu obat nomor 8 lagi? Itu kan minggu lalu sudah? Itu ‘kan tahi ayam?!”

Shinse A Hok pun berkata, “Haiyaaa… Jadi lu masih ingak itu kejadian minggu lalu! Belalti, lu olang masih punya ingatan bagus, dong … Haiyaaa… Lu olang telnyata pembohong! Kalau untuk tukang bohong ada obatnya, obat nomol 9… Tahi Manusia, … Haiyaaa!” ***

Related Posts



No comments:

Popular Posts