Antara DJAKARTA en NGAYOGDJAKARTA......!!!!

5-Perbedaan Perkawinan Anak Presiden SBY dan Sultan HB-X"

1. Royal Wedding

Kalau ada yang menyebut perkawinan Ibas-Aliya sebagai Royal Wedding adalah salah, karena mereka bukan keturunan raja. Sedangkan Jeng Reni-Ubay jelas status ningratnya, karena Jeng Reni adalah putri bontot HB-X, maka perkawinan mereka memang dapat disebut sebagei ROYAL WEDDING.

Namun karena negeri ini pernah dijajah Belanda, maka bolehlah kita menyebut perkawinan Ibas-Aliya sebagei Royal Wedding pula.  Bukankah dalam bahasa Belanda, royal artinja 'mewah', 'berlebih-lebih mengeluarkan uang'....??  Karena memang diselenggarakan dengan sangat amat mewah, paling tidak di tiga (3) tempat: Cikeas, Cipanas dan JCC.

2. Kirab

Kebiasaan dalam acara perkawinan Keraton Yogyakarta, salah satu prosesinya adalah kirab. Saat mana pasangan penganten diarak dengan kereta kencana ke jalan raya, sehingga dapat disaksikan rakyat dari dekat.

Prosesi anak presiden lebih moderen, tidak ada kirab.....namun prosesinya dapat disaksikan dengan layar lebar, sehingga rakyat di sekitar tempat hajatan dapat menyaksikan dengan 'nobar' (nonton-bareng), bak melihat pertandingan sepak-bola atau tinju saja,

3. Paspampres

Perkawinan di Yogya relatif aman, sehingga tidak perlu ada Paspampres, kerna memang HB-X bukan presiden.  Paspampres cuma menongol sebentar, saat SBY hadir sejenak.  Itu menunjukkan kedekatan Sultan dengan rakyatnya, sehingga tidak perlu pengamanan berlebih.

Pada perkawinan di Jakarta, Paspampres dan juga satuan pengamanan lain berjaga di setiap sudut, seakan takut disusupi anasir-anasir yang akan melakukan sabotage.  Maklum, yang empunya hajat memang orang numero-uno yang punya fasilitas.

4. Pesta Rakyat

Rakyat Yogya bukan hanya dapat melihat pengantin yang dikirab dari dekat, tapi juga menikmati pestanya. Aneka angkringan disediakan secara prodeo di Jalan Malioboro.  Rakyat ikut merasakan kebahagiaan, seperti yang dialami oleh yang punya hajat.

Di Jakarta, rakyat juga ikut 'berpesta'.  Di sekitar Istana Cipanas, warga terlihat ceria ikut makan dan minum.......namun untuk itu mereka harus merogoh kantongnya sendiri atas kudapan pedagang yang mangkal di lokasi itu.

5. Perintah Ini-Itu

Di Jakarta, sejumlah perintah untuk 'rakyat' ditebar, antaranya: pedagang di Jalan Cipanas Raya tidak boleh berdagang, BOOK-FAIR harus mengalah tutup hari ini.....demi sterilisasi.

Di Yogya, sebaliknya tidak pernah ada perintah macam-macam.  Pedagang di Malioboro dan Pasar Gede tetap boleh buka seperti biasa.  Justru kemudian, mereka menutup tokonya untuk ikut pesta rakyat itu.

Related Posts



No comments:

Popular Posts