oleh Tante Paku
Bukan Habib Rizieq Syihab ketua FPI (Front Pembela Islam) bila gemetar dan takut digertak Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono sebagai dalang bentrokan di Kendal. Ia pun balas menggertak bahwa SBY sebagai pecundang yang suka menyebar fitnah dan membiarkan pelacuran. Sebagai lulusan SMP Kristen Bethel Petamburan, ia tahu benar siapa musuh FPI di negeri ini. Segala kemaksiatan adalah musuh utamanya, apalagi berbau Kafir, jelas wajib hukumnya untuk diperangi.
Begitulah ketua FPI yang selalu meledak-ledak bila bicara dan menyangkut FPI dengan segala perjuangannya. SBY pun semakin geram dengan ulah Habib Rizieq yang tidak menghormati simbol-simbol negara bahkan berani-beraninya memfitnah SBY itu TIDAK SALAT. SBY pun menyuruh ajudannya untuk menelpon si Habib itu, setelah tersambung, SBY langsung berkata pelan dan tegas.
“Assalamu alaikum pak Rizieq, benar ini ketua FPI Habib Rizieq Syihab?”
“ Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh, benar ini ane sendiri. Ente bener SBY ya?”
“Benar sekali pak. Apa maksud Anda mengatakan saya PECUNDANG dan TIDAK SHALAT?”
“Brambang diiris-iris, gitu saja Bambang menangis. Di pipimu ada nasinya, hatimu bagaimana rasanya?” jawab sang Habib, sepertinya pakai bahasa pantun tuh.
“Kecik biji sawo, diperlakukan baik malah seperti itu?” SBY tak mau kalah berpantun, maklum beliau memang berbakat dalam bidang musik dan menulis lagu, membuat pantun bukan hal yang sulit.
“Makan pisang banyak bijinya, daripada MEMBUBARKAN FPI lebih baik mengaji!”
“Merah-merah tidak manis, kalau melakukan sweping yang teliti.”
“Di empang banyak ularnya, FPI berjuang banyak pahalanya!”
“FPI itu seperti kursi goyang kakinya kejepit, ngaku berjuang nyatanya cuma cari duit!”
“Bunga kacang bunga kedelai, ayo berjuang bersama FPI dijamin banyak temannya!!”
“Naik delman ke Betawi, FPI berjuang berlagak nabi padahal bau terasi!” SBY mulai menaik nada suaranya. Habib Rizieq pun tak mau kalah menaikkan nada suaranya juga.
“Makan bikang buatan janda, mari berjuang bersama FPI mengusir kaum KAFIR dan antek-anteknya!!”
“Hijau-hijau daun sawo, anak-anak FPI memang bodo!!”
“Ada KERBAU dimandikan di kali, SBY ente kalo ngomong hati-hati!!!”
“Kecik biji sawo, Habib kamu memang berisik kayak GENDRUWO!!”
“Makan soto berlalap tahu, ketauhilah FPI bisa menjadi contoh anak cucu!”
“Gresik Surabaya, terbukti FPI di Kendal kalah jadi jangan kecewa!”
“Ane ke Solo payung ane hilang, jadi Presiden jangan suka bimbang, makanye ane sebut PECUNDANG!!”
“Bir temulawak, FPI memang sudah rusak!!”
“Tukang ukir dari Jepara, kalau dipikir SBY memang bikin SENGSARA!”
“Turi kelor hutan, FPI dinasihati tak mau memperhatikan?!”
“Jangan jalan ke hutan, Presiden ngomong jangan sembarangan!!”
“Ke Timur ke Barat kembali, FPI rupanya sudah terlanjur gila, tunggu nanti!!!” habis berkata begitu SBY mematikan HP-nya dan dikembalikan kepada ajudannya. Ia masuk ke kantornya dengan muka cemberut, hari itu juga menggelar rapat darurat.
Begitu juga dengan Habib Rizieq Syihab, sambil ngedumel ia masuk ke ruang utama di markas besar FPI itu, “Es gandul bertali merang, memangnya FPI tidak berani berperang ya?!” ia pun mengumpulkan panglima perangnya untuk mengatur strategi menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.
Demikian kisahnya, tentu bukan nyata, hanya pantun belaka, asli…..Indonesia memang selalu ada-ada saja.
source
No comments:
Post a Comment