Niatnya ini terlintas ketika mendengar obrolan sekelompok ibu-ibu yang membanggakan cita-cita putra-putrinya masing-masing. Seolah tak mau ketinggalan, Sukiyem pun berniat bertanya soal cita-cita yang tersimpan di benak anaknya.
Sesampainya di rumah, tanpa basa-basi Sukiyem pun langsung bertanya.
"Kamu nanti kalau sudah besar mau jadi apa nak?"
Dengan semangat sang anak menjawab, "Aku mau jadi polwan bu."
Mendengar itu, sang Sukiyem marah, "Tidak boleh!"
Mendengar itu, anaknya pun nampak heran dengan penolakan Sukiyem. Dia pun langsung mengganti jawabannya.
"Kalau tidak boleh jadi polwan, aku mau jadi pramugari saja bu."
Lagi-lagi, Sukiyem makin marah mendengarnya, "Apa-apaan kamu, masa mau jadi pramugari. Tidak boleh!"
Mendengar sang ibu marah, anaknya semakin takut, dia lantas bertanya dengan suara gemetar, "Kenapa semua tidak boleh bu, apa aku cuma boleh jadi ibu rumah tangga saja?"
Kali ini sang amarah Sukiyem mulai mereda. Namun, air matanya menetes dan langsung memeluk anak yang semata wayangnya itu. Di tengah pelukannya, Sukiyem berbisik.
"Kamu ini laki-laki Tarjo!"
source
No comments:
Post a Comment